Desain Grafis Versi Elips Computer
Wujud-wujud desain grafis dapat dengan mudah ditemui di mana-mana. Brosur, surat kabar, surat-surat tagihan, kartu kredit, tagihan listrik, uang, halaman Facebook, twitter, di BB, di iPad, iklan majalah, billboard, rambu lalu lintas, logo, pada papan nama restoran, pada bungkus permen, pada kartu nama, dan lain-lain, semua itu adalah wujud desain grafis yang sering dijumpai. Kalau diperhatikan, rata-rata diterapkan dalam bidang datar (dua dimensi*).
“Apa itu desain grafis?” Pertanyaan itulah yang selalu ditanyakan pada saya ketika bertemu dengan teman bokap/nyokap/om/tante/dsb. Dan hampir setiap pertanyaan selalu saya jawab: “Itu loh yang bikin-bikin brosur, kalender, dan lainnya. Dan secara teori, desain grafis itu dibedakan menjadi beberapa kategori:
1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet,
periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.
2. Web Desain: desain untuk halaman web.
3. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.
4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain professional yang
mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.
5. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.
Sebenarnya ga salah sih, tapi desain grafis sebenarnya lebih luas dari itu.Desain grafis adalah ilmu lintas disiplin yang bisa menjadi solusi dalam masalah hidup sehari-hari. Apa maksudnya?
Pernah melihat simbol dilarang merokok, dilarang masuk, belok kiri boleh langsung, dan sebagainya?
Itu adalah bagian dari desain grafis atau disebut signage. Melalui signage itulah tercipta suatu sistem yang membentuk perilaku atau kebiasaan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.Sistem tersebut tercipta karena terus-menerus dilakukan. Sebesar itulah dampak dari desain grafis. Saya setuju dengan David B. Berman yang mengatakan bahwa jangan cuma buat desain yang bagus, tapi berbuatlah kebaikan dan memiliki integritas.
Saya sendiri berusaha untuk memiliki integritas tersebut dan berusaha untuk meningkatkan standar yang ada dalam diri saya. Standar yang saya maksud berhubungan dengan integritas tersebut. Saya memiliki idealisme untuk tidak menerima klien dari bidang rokok atau semacamnya, karena saya memiliki pandangan misalnya saya buat iklan rokok (meskipun iklan rokok sekarang ga menampilkan orang lagi merokok), saya akan menjerumuskan orang-orang untuk beli rokok tersebut.
Desainer grafis berperan besar dalam membentuk persepsi manusia. Misalnya orang yang tadinya “biasa aja”, bisa menjadi konsumtif karena pengaruh iklan dalam suatu desain. Saya berharap suatu saat desainer-desainer grafis Indonesia bisa menjadi solusi dan memberi dampak bagi permasalahan yang ada seperti kemacetan lalu lintas, dan tidak mementingkan komersil semata untuk kepentingan pribadi.
Bidang Komunikasi Grafis
Komunikasi Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) disaat informasi melalui media cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik dari keakuratan penyampaian informasi pada masyarakat.
Perkembangan di atas juga dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektivitas bahasa rupa (visual) dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15 istilah bidang ini adalah graphic arts yang masih dikonotasikan dengan seni, maka abad ke-20 istilahnya menjadi graphic communication atau juga visual communication. Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai
kunci profesi dalam bidang ini.
Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam: informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding). Munculnya istilah komunikasi visual sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini: percetakan / grafika, film dan video, televisi, web design dan CD interaktif.
Perkembangan itu telah membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis yang sekarang sangat marak melibatkan modal besar dan banyak tenaga kerja. Kecepatan perkembangannya pun berlomba dengan kesiapan tenaga penunjang pada profesi ini. Karena itu perlu disiapkan suatu standar yang dapat jadi acuan bagi tenaga kerja dalam profesi ini, baik dalam posisinya dalam jenjang ketenagakerjaan maupun dalam perencanaan pendidikan penunjangnya.
Standardisasi yang saat ini dibuat tak mungkin menahan laju perkembangan bidang Komunikasi Grafis. Tetapi dengan melihat apa yang telah terjadi baik di negeri orang maupun di negeri sendiri, diharapkan usaha membuat acuan dapat mengantisipasi cukup panjang menghadapi perkembangan bidang ini.
Anda juga bisa akan memahami tahap yang menjadikan anda masuk di kategori mana seorang tipe Desainer Grafis. Karena hal itu sudah dibagi menjadi 3 tipe desainer grafis.
Komunikasi Grafis dan Komunikasi Visual
Tugas penyusunan kompetensi ini adalah pada bidang Komunikasi grafis, istilah yg diberikan oleh Dikmenjur setelah berkonsultasi dengan Ditjen Grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian:
- Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau Komunikasi Grafis,
- Graphishe Vakken (bld=pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi Grafika, diartikan sebagai percetakan.
Dasar terminologi perlu untuk menjelaskan beda antara Komunikasi Grafis dengan Komunikasi Visual.
Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).
Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan / grafika. Dalam lingkup terminologi ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat.
Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi penunjang pada industri non-komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.
Pekerjaan Komunikasi Grafis meliputi olah gambar/images (gambar ilustrasi, fotografi), olah teks/tipografi (cipta dan susun huruf) dan penggabungan unsur teks dan images ke dalam rancangan/design yang siap dilaksanakan. Dalam kenyataan di lapangan, situasi kegiatan komunikasi grafis di Indonesia tak sepenuhnya seperti diagram umum di atas. Olah huruf / type design & typography yang di beberapa negara maju merupakan profesi khusus ( mendesain font / typeface, hand lettering, tipografi / olahan tata huruf ) di Indonesia tak berkembang menjadi bidang profesi tersendiri (pernyataan Bp. Danton Sihombing MFA pakar bidang huruf). Di Indonesia olah huruf pada era digital dikerjakan sendiri di komputer oleh desainer ataupun operator atas petunjuk desainer. Meski ada juga yang olah huruf khusus seperti hand lettering dan Kaligrafi tidak merupakan bidang spesialisasi profesi yang berkembang baik. Karena itu dalam standar kompetensi komunikasi grafis ini olah huruf/tipografi tak dibuat sebagai sub-bidang kompetensi tersendiri, tetapi menjadi subkompetensi untuk sub bidang desain grafis.
bidang Komunikasi Grafis dipilah menjadi 3 sub-bidang:
- Desain Grafis: merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media (cetak) yang dimengerti publik.
- Ilustrasi: menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi.
- Fotografi: menampilkan informasi dengan ketrampilan menangkap cahaya melalui kamera dan kepiawaian memilih / mengolah hasil bidikan.
0 comments:
Post a Comment