Seorang Desainer harus belajar Marketing ?
Apa artinya desain yang bagus kalau tidak menghasilkan penjualan?
Kira-kira kalimat seperti itulah yang sering kita dengar bila berhadapan dengan klien. Tidak salah memang kalimat seperti itu terlontar dari mulut mereka, tapi satu hal yang perlu di ketahui adalah penjualan itu tidak hanya bergantung hanya kepada desain saja. Banyak faktor lain yang mempengaruhi, seperti harga, kualitas produk, keadaan ekonomi dan politik, trend pasar, dan lainnya.
Namun kalimat di atas juga memang benar adanya. Kenapa? Karena mau tidak mau desain adalah ujung tombak dari marketing (strategi), kalau strategi nya bagus, tetapi desain (pengalaman pelanggan/user experience) tidak mendukung, ya sama saja bohong. Itu artinya kita gagal mengkomunikasikan produk (pesan) klien tersebut, dan ujung-ujung nya target penjualan tidak tercapai.
Alasan kenapa kita sebagai desainer grafis harus belajar dan mengetahui (bahkan lebih bagus bila menguasai) marketing, itu karena desain adalah bagian dari marketing. Bila kita sudah mengetahui target dan strategi yang di ambil oleh klien, maka kita juga dapat dengan mudah mengkomunikasikan produk tersebut secara visual kepada calon pelanggan. Kebanyakan desainer memberikan garis pemisah yang jelas antara desain dan marketing, seni dan komersil. Tidak ada salahnya (inilah proses), dulu saya juga seperti itu, yang penting visual nya keren, ide nya pintar, konsepnya aneh, lain daripada yang lain. Tapi pada kenyataan nya target penjualan yang diinginkan klien tidak tercapai. Harus di ingat juga kalau desain grafis itu bukan seni murni, melainkan seni terapan, yang artinya seni yang di pakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu, baik komersil atau bukan komersil.
Alasan tambahan, lebih mudah bagi kita sebagai desainer bila mengerti tentang cara pikir mereka (klien), strategi pemasaran yang mereka ambil, kenapa mereka mengambil strategi itu, apa hasilnya bila menggunakan strategi itu, dan apakah target yang di tentukan dapat tercapai dengan strategi tersebut. Bila kita sudah mengerti, di jamin ide dan konsep yang kita butuhkan pasti lebih mudah di dapat, di bandingkan bila kita memulai pekerjaan kita dari kertas kosong photoshop/illustrator atau melihat trend visual yang lagi hype (referensi), dan lainnya.
Mungkin itu salah satu sebab kenapa kita sering berkata “mentok ide nih gue”, coba Kamu mulai berpikir sungguh-sungguh “out-of-the-box” yaitu dengan berpikir dari sudut pandang seorang marketer.
Kira-kira kalimat seperti itulah yang sering kita dengar bila berhadapan dengan klien. Tidak salah memang kalimat seperti itu terlontar dari mulut mereka, tapi satu hal yang perlu di ketahui adalah penjualan itu tidak hanya bergantung hanya kepada desain saja. Banyak faktor lain yang mempengaruhi, seperti harga, kualitas produk, keadaan ekonomi dan politik, trend pasar, dan lainnya.
Namun kalimat di atas juga memang benar adanya. Kenapa? Karena mau tidak mau desain adalah ujung tombak dari marketing (strategi), kalau strategi nya bagus, tetapi desain (pengalaman pelanggan/user experience) tidak mendukung, ya sama saja bohong. Itu artinya kita gagal mengkomunikasikan produk (pesan) klien tersebut, dan ujung-ujung nya target penjualan tidak tercapai.
Alasan kenapa kita sebagai desainer grafis harus belajar dan mengetahui (bahkan lebih bagus bila menguasai) marketing, itu karena desain adalah bagian dari marketing. Bila kita sudah mengetahui target dan strategi yang di ambil oleh klien, maka kita juga dapat dengan mudah mengkomunikasikan produk tersebut secara visual kepada calon pelanggan. Kebanyakan desainer memberikan garis pemisah yang jelas antara desain dan marketing, seni dan komersil. Tidak ada salahnya (inilah proses), dulu saya juga seperti itu, yang penting visual nya keren, ide nya pintar, konsepnya aneh, lain daripada yang lain. Tapi pada kenyataan nya target penjualan yang diinginkan klien tidak tercapai. Harus di ingat juga kalau desain grafis itu bukan seni murni, melainkan seni terapan, yang artinya seni yang di pakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu, baik komersil atau bukan komersil.
Alasan tambahan, lebih mudah bagi kita sebagai desainer bila mengerti tentang cara pikir mereka (klien), strategi pemasaran yang mereka ambil, kenapa mereka mengambil strategi itu, apa hasilnya bila menggunakan strategi itu, dan apakah target yang di tentukan dapat tercapai dengan strategi tersebut. Bila kita sudah mengerti, di jamin ide dan konsep yang kita butuhkan pasti lebih mudah di dapat, di bandingkan bila kita memulai pekerjaan kita dari kertas kosong photoshop/illustrator atau melihat trend visual yang lagi hype (referensi), dan lainnya.
Mungkin itu salah satu sebab kenapa kita sering berkata “mentok ide nih gue”, coba Kamu mulai berpikir sungguh-sungguh “out-of-the-box” yaitu dengan berpikir dari sudut pandang seorang marketer.
0 comments:
Post a Comment